Lelaki Harimau, Sebuah Novel Tak Biasa

 

“Pada lanskap yang sureal, Margio adalah bocah yang menggiring babi ke dalam perangkap. Namun di sore ketika seharusnya rehat menanti musim perburuan, ia terperosok dalam tragedi pembunuhan paling brutal. Di balik motif-motif yang berhamburan, antara cinta dan pengkhianatan, rasa takut dan berahi, bunga dan darah, ia menyangkal dengan tandas. “Bukan aku yang melakukannya,” ia berkata dan melanjutkan, “Ada harimau di dalam tubuhku.”

*****

Pertama kali tertarik dengan buku ini karena covernya yang berwarna jingga terang diantara buku-buku lain yang cenderung dominan warna gelap saat itu. Eka Kurniawan, nama pengarang  yang masih asing bagi saya meski sudah sering keluar masuk toko buku hampir satu dekade ini. Saya lihat cover belakangnya ada catatan mengenai cerita novelnya yang diikuti komentar dari beberapa orang yang juga sama sekali belum familiar bagi saya, meski diantaranya menyebutkan beberapa afiliasi tertentu seperti Kompas, The New York Times, dan The Guardian. Semuanya menyebutkan bahwa novel ini brilian dan sangat menarik. Maka tak ada salahnya saya membeli buku yang menjadi Book of the year IKAPI tahun 2005 ini (Pertama kali terbit tahun 2004).

Sampul depan selain dihiasi warna jingga terang juga terdapat gambar seperti topeng kayu yang memperlihatkan roman wajah manusia. Yang unik di bagian kedua pipinya terdapat 3 guratan yang membentuk menyerupai kumis kucing. Mungkin ingin memperlihatkan roman wajah manusia harimau seperti judulnya. Meski demikian sampai saat ini saya belum mengerti sama sekali maksud sebenarnya tampilan sampul depan ini.

Menceritakan tentang seorang pemuda bernama Margio yang terjebak dalam sebuah tragedi pembunuhan brutal dimana Ia dianggap sebagai aktor utamanya. Namun di balik pembunuhan tersebut tersembunyi cerita cinta, skandal sex, pengkhianatan, hingga penderitaan.  Di balik itu semua Margio menyangkal bahwa bukan dia pembunuhnya melainkan Harimau di dalam tubuhnya! Satu per satu rangkaian cerita suram masa lalu diputar kembali hingga saat saat pembunuhan itu terjadi.

Jujur tidak mudah membaca buku ini. Saya dipaksa berputar-putar dulu mengikuti alur ceritanya, mencoba mengaitkannya menjadi satu alur yang utuh. Tapi sangat susah karena setting waktunya yang melompat-lompat. Belum lagi pengembangan karakternya yang berlarut-larut. Pada tahap ini jika anda tidak tahan maka anda akan bosan dan meninggalkan buku ini begitu saja. Sang pengarang sepertinya berhasil mengulur-ulur waktu sebelum masuk ke peta utama sebenarnya. Tetapi di sepertiga halaman terakhir baru terasa apa yang ingin disampaikan oleh sang pengarang. Dan akhir cerita dapat dipahami semua peristiwa yang terjadi. Dengan setting tempat di sebuah desa tahun 80an, Sang pengarang mampu membuat cerita yang tak biasa. Sebuah cerita yang cocok untuk pembaca muda dewasa yang bosan dengan cerita roman picisan.

Enjoy Reading….!

700-lh2015

 

Tinggalkan komentar