Galeri

Sebelum ibadah pagi di Kwitang

Hari masih terlalu pagi saat aku memasuki gereja itu. Aula masih sangat lengang, hanya ada beberapa orang yang sudah datang, terutama para tua tua. Di depan dekat mimbar, beberapa ibu ibu sibuk berlatih paduan suara, mungkin untuk tampil saat kebaktian. Beberapa yang lain nampak saling bertukar sapa, berjabat tangan, hingga berbasa basi menanyakan kabar.

Aku mengambil tempat duduk beberapa deret dari kursi belakang. Posisi yang cukup aman dan nyaman untuk jemaat tamu tak dikenal sepertiku. Aku memandang di sekitar masih tampak kosong. Mungkin aku terlalu pagi datang ke gereja. Ini memang masih 45 menit sebelum kebaktian pagi dimulai. Aku tak tahu apakah aku yang terlalu bersemangat ke gereja atau aku terlalu berprasangka buruk dengan kemacetan ibukota.

Langit langit gereja terbuat dari kayu, dibuat tinggi khas bangunan belanda. Mungkin gereja ini peninggalan zaman zaman kolonial. Mungkin saja tempat ini dulunya dipakai noni noni belanda untuk beribadah. Yang pasti gereja ini nampak anggun dengan balutan nuansa klasik dan goresan sejarah yang panjang.

Beberapa menit berlalu. Gereja semakin bertambah ramai. Barisan bangku mulai terisi penuh. Aku melihat di sekitar, berharap menemukan seseorang yang kukenal. Namun tak ada yang kukenali. Semakin kulihat disekitar ternyata gereja dipenuhi oleh berbagai macam orang yang berbeda. Ada beberapa orang dari timur, ada etnis tionghoa, ada yang berpenampilan sederhana hingga mereka yang berpenampilan bak putri raja. Aku hanya tersenyum. Mungkin mereka sama sepertiku. Mencari ketenangan jiwa. Sesuatu yang bisa mengisi ulang hati dan jiwa. Mencari pengharapan di tengah kerasnya kehidupan dunia.

Lama aku terdiam dan melamun mengamati di sekitarku. Kemudian dia yang kutunggu datang membuyarkan semua yang kupikirkan. Jarum pendek tepat menunjuk angka 9. Artinya ibadah akan segera dimulai. Kami semua berdiri menghadapNya dan bernyanyi Haleluya. Dan kami memuji dengan segenap hati, berharap karunia pagi mencerahkan hati kami.

***
(Note from 27/9/14)
Galeri

Pemuda Dalam Rumah Doa

Rumah doa itu selalu ramai. Selalu saja ada orang yang berkunjung ke rumah itu. Bukan hanya dari satu kalangan saja. Rumah doa itu selalu dikunjungi orang dari berbagai usia, berbagai negara, ras, dan bahkan agama.  Ada yang khusyuk berdoa. Ada yang terdiam tapi meneteskan air mata. Ada juga yang hanya berfoto dengan orang orang tercinta.

Ada seorang pemuda masuk ke rumah doa itu. Ia sering mengunjungi rumah doa. Mungkin sebulan sekali. Tidak ada yang tahu untuk apa pemuda itu datang. Dia selalu datang seorang diri. Duduk di bangku yang sama di belakang. Dan menghabiskan waktunya mungkin hampir seharian di sana. Begitu terus setiap kali dia datang.

Penjaga rumah doa selalu mencatat siapa saja yang keluar masuk rumah doa tersebut. Apa yang dilakukan si pemuda tentu tak luput dari perhatiannya. Pada suatu hari si penjaga menghampiri sang pemuda.

Penjaga : hai kawan, apakah saya mengganggumu?

Pemuda : tentu saja tidak

Penjaga : Jika boleh tahu apa yang kamu lakukan disini? Di sini adalah tempat berdoa. Tapi saya tidak melihat sekalipun anda berdoa.

Pemuda : Saya memang tidak berdoa. Tetapi saya suka melihat orang berdoa.

Penjaga : hmmm…baru kali ini saya bertemu orang yang senang melihat orang berdoaPemuda : dan baru kali ini ada orang yang bertanya demikian pada saya.Penjaga : kenapa anda senang melihat orang berdoa?

Pemuda : sejujurnya saya tidak tahu bagaimana berdoa. Tapi di rumah doa ini saya bisa melihat orang untuk berdoa. Tidak seperti di tempat lain, di sini orang bebas berdoa dengan gaya mereka masing masing. Anda bisa melihat ada yang duduk bersimpuh, bersila, berlutut. Ada yang berdoa sambil melipat tangan, mengangkat tangan, atau menaruh tangan di dada. Dan bagi saya selalu menarik melihat orang melepas keresahannya dengan berdoa. 

Penjaga : apa anda tidak mempunyai sesuatu untuk didoakan.

Pemuda : bukan saya tidak mau berdoa. Saya hanya tidak bisa berdoa.

Penjaga : kalau begitu ijinkan saya berdoa untuk anda.

Pemuda : berdoa untuk apa ?

Penjaga : berdoa agar kamu bisa berdoa…

Pemuda : (tersenyum sinis) Bagaimana anda mendoakan saya?

Penjaga : Saya ingin mendoakan anda menemukan jawaban keresahan anda. Mungkin anda tidak tahu bagaimana cara berdoa. Tetapi sesungguhnya keresahan keresahan anda adalah sebuah doa. Anda mendapat jawaban dengan melihat orang berdoa, anda tersenyum ketika melihat orang berdoa. Anda berdiam diri di tempat inipun juga berdoa. Karena berdoa tidak hanya anda mencurahkan hati anda kepada Tuhan tetapi juga mengizinkan Tuhan berbicara kepada Anda. Mungkin salah satunya dengan memberikan damai ketika anda berdiam di tempat ini.

Kemudian sang Penjaga menarik diri. Ia beranjak menuju salah satu bangku kecil di ujung ruangan itu. Ia duduk, tangannya terkatup rapat, dan Ia tidak melafalkan nada apapun. Hanya diam dan Sepi. Sang pemuda mengamatinya dengan tajam di belakang. Dari tempatnya duduk, Ia bisa melihat wajah sang penjaga dari samping. Terlihat wajahnya tenang sempurna. Matanya terpejam, dan Ia melihat rona wajahnya yang damai sentosa. Seolah  tak ada beban sama sekali.

Sang Pemuda masih duduk di tempatnya bahkan ketika Sang Penjaga telah selesai. Sang penjaga melambaikan tangan seolah telah berkata “aku telah berdoa untukmu”. Pemuda itu masih terdiam. Ia bingung. Entah apa masalahnya. Seolah Ia mengubur emosinya terlalu lama. Seolah ia menyimpan pedih sedalam palung di lautan.

Tak berselang lama, ada anak perempuan kecil masuk ke rumah doa itu. Anak itu masih berseragam sekolah dengan tas punggung besar yang seperti menelannya dari belakang. Ia hanya sendiri, entah di mana orang tuanya. Kemudian Ia mengambil bangku tak jauh dari sang pemuda. Lalu anak kecil ini mulai berdoa dengan suaranya yang polos.

“Selamat Siang Tuhan. Putri ingin berdoa…, doa untuk Mama. Kata nenek, Mama ada di Sorga, bersama sama Tuhan. Tuhan…Putri kangen Mama. Tuhan tolong sampaikan salam Putri pada Mama ya. Terima Kasih Tuhan. Kata nenek, Mama meninggal waktu putri masih kecil banget. Bahkan Putri tak ingat wajah Mama. Rumah Mama habis terbakar waktu kerusuhan dulu. Kata Nenek, Mama meninggal karena Mama masuk ke dalam rumah menyelamatkan Putri. Terima Kasih Tuhan, Terima Kasih Mama, Putri masih diberi Selamat. Tuhan tolong jaga Mama di Sorga ya. Tuhan tolong juga ampunilah mereka yang berbuat jahat sama Mama dan Putri. Ampuni Tuhan mereka yang membakar rumah kami. Kata Nenek, Putri harus memaafkan mereka karena Tuhan juga mengampuni. Putri tidak ingin jadi orang jahat. Kata Nenek, orang baik selalu mengampuni dan berdoa bagi mereka yang berbuat jahat sama kita. Putri ingin jadi orang baik seperti Mama. Kata Nenek, Mama orang baik pasti memaafkan orang orang jahat itu, makanya Mama masuk Surga. Putri juga ingin masuk surga Tuhan, supaya nanti Putri bisa ketemu Mama lagi. Tuhan…ampunilah mereka. Terima Kasih Tuhan…Amiiin.”

Ketika anak kecil ini membuka mata, Ia mendapati dirinya seorang di rumah doa itu. Tak ada Sang Penjaga, Tak ada pula Pemuda yang tadi duduk tak jauh darinya. Hanya ada secarik kertas di atas bangku tempat sang Pemuda duduk tadi. Anak kecil ini bergegas ingin pulang. Tapi secarik kertas ini menarik perhatiannya. Kemudian Ia membacanya.

“Untuk gadis kecil yang berdoa di dekatku. Beribu Maaf Dariku. Terima Kasih untuk Doamu. Terima kasih karena telah mengampuniku. Semoga kamu tetap menjadi orang baik. Terima Kasih.”

Anak kecil ini hanya termangu. Terdiam. Tanpa disadari, airmatanya jatuh membasahi kertas itu. Ia menangis. Tapi Ia juga tersenyum. Kemudian Ia berujar “Putri mengampunimu, jadilah orang baik”. Dan Ia terus tersenyum, meski wajahnya berurai air mata.

***
Bandung, 1 Juni 2017
Gambar

Meniti Bianglala : The Five People You Meet In Heaven By Mitch Albom

Apa yang terjadi setelah kematian? Raga membusuk bersisa tulang, daging habis dimakan cacing. Itu yang terjadi pada tubuh manusia. Sementara tidak ada yang tahu pasti kemana roh manusia pergi. Sebagian dari kita berpikir roh akan pergi ke surga atau neraka. Hanya Tuhan yang tahu kemana jiwa manusia akan pergi. Novel ini sedikit banyak bercerita tentang apa yang akan ditemui manusia setelah dijemput ajal.

Eddie, tokoh utama dalam novel ini adalah seorang teknisi pada sebuah taman bermain. Hampir sebagian besar hidupnya dihabiskan pada taman bermain tersebut. Pada usianya yang ke 83 Ia meninggal saat berusaha menyelamatkan seorang gadis kecil yang terjebak pada salah satu wahana permainan yang dijaganya. Setelah meninggal, Eddie bertemu dengan 5 orang yang akan menjelaskan tentang kehidupannya di dunia. 5 orang yang akan memberikan pemahaman mengenai apa itu kehidupan sebenarnya, bagaimana sesuatu yang dulu pernah terjadi dan kenapa harus terjadi. Setiap orang yang ditemui Eddie memberikan pelajaran dan penjelasan tentang apa yang sudah dijalani Eddie dalam hidupnya. Pelajaran-pelajaran yang kemudian membebaskan jiwanya dari dunia.

Bagi saya, buku ini tidak bertutur mengenai apa itu surga atau neraka. Buku ini hanya memberikan gambaran bahwa kehidupan manusia saling terkait satu sama lain. Bahwa semua makhluk hidup di dunia saling terhubung disadari atau tidak disadari. Mungkin apa yang kita lakukan saat ini kecil dan tidak berharga. Tapi itu mungkin saja berefek besar pada orang lain yang lalu tidak kita sadari.

Alur cerita sebenarnya tidak begitu istimewa. Hal yang membuat buku ini menarik adalah banyaknya kalimat bijak yang bisa dijumpai hampir di semua bagian, dari awal sampai akhir. Waktu saya coba browsing di goodreads ternyata ada kumpulan quotes dari novel ini.

Di bawah ini adalah beberapa quotes yang menarik dan saya suka dari The Five People You Meet In Heaven (goodreads) :

  • “Holding anger is a poison…It eats you from inside…We think that by hating someone we hurt them…But hatred is a curved blade…and the harm we do to others…we also do to ourselves.”
  • “Sometimes when you sacrifice something precious, you’re not really losing it. You’re just passing it on to someone else.”
  •  “Sacrifice is a part of life. It’s supposed to be. It’s not something to regret. It’s something to aspire to.”
  • “The only time we waste is the time we spend thinking we are alone.” 
  • “Each affects the other, and the other affects the next, and the world is full of stories, but the stories are all one.”
  • “Life has to end. Love doesn’t.”
  • “Things that happen before you are born still affect you and people who come before your time affect you as well.”
  • “Each of us was in your life for a reason. You may not have known the reason at the time, and that is what heaven is for. For understanding your life on earth.”

(Quote detail bisa dilihat di goodread https://www.goodreads.com/work/quotes/2561472-the-five-people-you-meet-in-heaven?)

Buku ini dapat menjadi penghibur bagi orang yang mungkin jenuh dengan apa yang dijalaninya sekarang. Memberikan penghiburan dan sudut pandang lain akan kehidupan. Well…Selamat membaca. Keep Calm and Be Wise.

(YK)